Kesan Marcus Thuram Setelah Berstatus Pemain Inter

0
213
Marcus Thuram (Photo: twitter.com/DeadlineDayLive)

Arenaku.com – Marcus Thuram mengaku langsung terkesan dengan klub barunya, Inter Milan yang disebutnya sebagai klub hebat dan terorganisir.

Thuram bergabung setelah kontraknya tuntas bersama Borussia Monchengladbach, di Inter, penyerang 25 tahun itu mendapatkan kontrak lima tahun hingga Juni 2028.

“Saya menemukan apa yang saya bayangkan sebelum menginjakkan kaki di sini, sebuah tim yang hebat, klub yang terorganisir, sesi latihan yang berkualitas tinggi. Saya senang berada di sini,” kata Thuram kepada Gazzetta dello Sport.

“Sepak bola adalah sepak bola, terutama di level tinggi. Namun di sini, ada lebih banyak perhatian pada aspek taktis, saya sudah mengetahui hal itu, sekarang saya telah merasakannya sendiri,” ujar anak dari mantan pesepakbola Prancis, Lilian Thuram itu.

Soal jumlah gol yang diciptakannya musim lalu, Thuram mengaku dirinya baru berperan sebagai penyerang tengah setelah sebelumnya bermain sebagai pemain sayap.

Musim lalu bersama Monchengladbach, Thuram mencatatkan 16 gol serta 7 assist dari 32 pertandinganya.

“Musim lalu adalah musim pertama dalam karier saya dimana saya menjadi penyerang tengah, sebelumnya saya selalu bermain sebagai pemain sayap. Itu adalah peran yang saya sukai, karena permainan saya lebih baik. Saya bisa tetap berada di dekat gawang, menyerang ruang kosong, mencetak gol, singkatnya, itulah tugas saya,” jelasnya.

Ketika ditanya apakah dirinya memahami pentingnya nomor punggung 9 di Inter, Thuram menjawab:”Saya tidak terlalu peduli. Anda tahu mengapa? Ketika Anda mengenakan seragam Inter, yang terpenting adalah warnanya, bukan nomornya”.

“Bahkan jika Anda memilih nomor 99, 8 atau 7, itu akan sama saja, Anda tetap memiliki tanggung jawab besar. Saya telah mengganti banyak nomor punggung dalam karier saya, nomor 9 tersedia dan saya langsung mengambilnya,” tambahnya.

Thuram mengatakan bahwa keputusannya bermain di Italia juga dipengaruhi oleh sang ayah yang merupakan mantan pemain Parma dan Juventus.

“Sudah banyak berubah dibandingkan saat dia (sang ayah) bermain di Italia. Namun dia mendorong saya untuk memilih liga ini. Dia meyakinkan saya dengan menjelaskan kepada saya: ‘Ini adalah negara yang hidup untuk sepak bola, Anda akan senang dengan itu’. Dan memang, disinilah saya sekarang berada”. [aRn]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here